Sabtu, 05 Oktober 2013

Perjuangan Melawan Narkoba Harus Terus Dilakukan




Opini, kabartuban.com - Meskipun bukan siapa-siapa, saya turut mengucapkan beribu terima kasih kepada semua orang di seluruh Indonesia dan dunia yang bersedia bersusah payah, berkeringat dan keluar biaya untuk melakukan unjuk rasa menentang dan mengutuk peredaran obat-obatan terlarang, atau sering kita sebut sebagai narkoba. Meskipun tidak bisa diandalkan di hadapan Tuhan, tetapi saya mendoakan semoga pengorbanan Anda semua diganjar Tuhan dengan tambahan rezeki melimpah, ketenteraman keluarga, kesejahteraan anak turun, serta terselesaikannya masalah-masalah apapun yang kini sedang Anda hadapi.
Tidak penting apakah muatan unjuk rasa Anda itu tepat atau tidak. Tidak masalah demonstrasinya ke mana dan sasarannya siapa. Juga tidak persoalan pemahaman Anda semua dan saya melenceng atau tepat atas apa yang sesungguhnya terjadi di Republik ini. Tapi yang jelas korban dari pil haram tersebut lebih banyak dan berbahaya dari korban banjir di Jakarta atau badai tsunami yang ada di Aceh. Yang penting, Anda dan saya sungguh-sungguh berniat membela adik-adik kita, remaja-remaja kita dari kezaliman para oknum dan bandar-bandar narkoba yang sudah merebak sedemikian parahnya. Terimakasih pula karena Anda selalu setia mempertahankan salah satu konsep islam yaitu “Rahmatan lil’alamin”. Dan itu efeknya bukan hanya akan sampai pada Indonesia, tapi insya Allah merupakan investasi bagi keselamatan keluarga kita dan kesejahteraan anak cucu kita kelak di akhirat.
Sering kali saya menemukan fenomena-fenomena miris yang berkaitan dengan kasus-kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang yang dialami oleh pelajar. Sebagian besar pelajar itu hanya menjadi korban dari maraknya penjualan obat-obatan terlarang yang kian merebak. Dari sekian banyaknya pelajar yang mengkonsumsi pil haram tersebut, tak jarang orang tua mereka menemui saya untuk mengajak berdiskusi mencari solusi terbaik. Dalam beberapa pertemuan dengan orang tua korban penyalahgunaan obat-obatan terlarang tersebut mampu menggerakkan nurani saya, sahabat-sahabat serta seluruh simpatisan baik dari kalangan profesional, pengusaha, politisi, pers, dan pelajar untuk menyatukan hati bersama-sama melakukan manuver-manuver gerakan, untuk memerangi bahaya narkoba khususnya pada kalangan pelajar.
Memang tak mudah dalam memperjuangkan nilai-nilai kebenaran di zaman seperti ini. Tapi disitulah substansi kehidupan yang seharusnya kita lakukan sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan. Karena pada prinsipnya, hidup itu membutuhkan pengorbanan. Pengorbanan memerlukan perjuangan, perjuangan memerlukan ketabahan, ketabahan memerlukan keyakinan, keyakinan akan menentukan kejayaan, dan kejayaan pula yang kelak akan menentukan kebahagiaan.
Menurut Lao Tze “Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah”, hal ini menandakan bahwa seberapapun berat perjuangan untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman narkoba memang harus kita mulai. Kapan lagi kalau bukan sekarang? siapa lagi kalau bukan kita yang memulainya?, yakinlah kelak akan terjawab mengapa perjuangan ini pahit.
Saya percaya, esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini, tetapi hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok. Sudah cukup banyak ratusan ibu menangisi perubahan psikologis putra-putri kesayangan mereka,  yang prestasinya menurun disebabkan ketergantungan pada narkoba. Mereka bingung karena anak yang dulunya penurut kini jadi labil dan suka mencuri uang ayah dan ibunya hanya untuk sekadar membeli obat-obatan yang membuatnya ketagihan. Bahkan pada situasi tertentu tak jarang sang anak berani membentak dan mengajak berkelahi orang tuanya karena kondisi yang sangat labil akibat pengaruh obat.
Dalam konteks kepedulian kita terhadap masalah ini, sebenarnya tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil. Banyak hal yang bisa kita lakukan, seperti halnya menekan Pemerintah supaya di setiap Kabupaten segera terbentuk Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK), yang notabene dengan adanya lembaga baru itu independensinya masih terjaga.
Selain itu berbagai langkah pendekatan persuasif kepada korban memang harus kita lakukan secara masif. Kita sebagai agen social of change harus senantiasa memberikan masukan-masukan yang konstruktif agar mereka bersedia untuk meninggalkan kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang mereka idamkan. Serta menanamkan dalam diri para korban untuk berhati-hati karena beberapa kesenangan biasanya adalah cara gembira menuju kegagalan.
Bergaul dengan para korban yang usianya masih dini memang bukan persoalan yang mudah. Kita harus mau dan mampu untuk berbicara dengan logika dan cara berpikir mereka. Saat dibutuhkan, kita harus bisa memompa semangat mereka dengan bahasa hati, karena sesuatu yang keluar dari hati akan mampu menembus hati pula. Para korban narkoba harus di doktrin bahwa sebenarnya dia tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila senantiasa bersikeras untuk mempertahankan cara-cara lama yang telah dilakukan. Dirinya  akan disebut baru, hanya bila cara-cara yang mereka lakukan kali ini baru.
Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa lalu yang dilupakan. Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, kerena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
Tak usah kau tunggu waktu lama-lama untuk merubah masa depanmu. Ketahuilah bahwa waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi waktu adalah keabadian. Tinggalkan narkoba demi masa depan Anda, keluarga, agama serta demi Indonesia. (Hendra Tonik)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar