Minggu, 20 Oktober 2013

PUSPRES KEMBALI TURUN JALAN



Ruangan Kantor Ketua DPRD, Di Segel Pelajar
Description: Para pelajar ketika menyegel ruangan kantor DPRD Tuban 
Para pelajar ketika menyegel ruangan kantor DPRD Tuban
TUBAN, suarapos.com – Puluhan pelajar Tuban, dari pusat pelajar respek sosial (PUSPRES) dan pelajar ronggolawe, menyegel ruangan kantor Ketua DPRD Tuban. Karena merasa kecewa dengan anggota dan Ketua DPRD, yang tidak punya komitmen terhadap aspirasi mereka. Selasa, 01 Oktober 2013.

Aksi penyegelan ini terjadi, setelah mereka melakukan orasi didepan kantor dan meminta anggota DPRD ataupun Ketua DPR untuk keluar, akan tetapi tidak ada sama sekali dari mereka yang keluar, “kalian semuanya tidak becus dalam menanggapi aspirasi kami”, kata Taspin Agustina, ketika berorasi.
Spontanitas mereka langsung masuk kedalam kantor DPRD, setelah yang di tunggu tidak hadir. Namun terhenti karena dari Sekwan, menemui mereka dan menyatakan ada anggota DPRD datang dan akan menemui mereka. Karena lamanya mereka menunggu akhirnya mereka langsung menyisir ruangan ketua DPRD.
Dan langsung melakukan penyegelan ruangan Ketua DPR, dengan bentuk tulisan “Disegel” ditempelkan ke pintu ruangan. Karena tak ada petugas kepolisian, mereka dengan mudah dan cepat melakukan penyegelan dua ruangan Ketua, Wakil Ketua  DPRD Tuban. sebelum kemudian mereka keluar kembali.

Baru kemudian mereka akan pulang, datang wakil Ketua, Teguh Prabowo, menemui mereka di ruangan Komisi. Dan menyampaikan permasalahan Narkoba di Kabupaten Tuban yang kian merajalela. “ adanya BNK Tuban, sekarang ini mereka palsu semua, sebab mereka tidak bisa mengemban amanah, lantaran struktural multi jabatan, sehingga tidak fokus terhadap Narkoba”, lanjut Taspin.
BNK di Kabupaten Tuban, selama ini hanya sebuah formalitas, sebab badan bentukan pemerintah itu tidak pernah ke bawah secara langsung, apalagi sampai melakukan komunikasi terhadap korban pemakai narkotika. “banyak orang tua yang menangis karena peredaran Narkoba, banyak anak muda yang menjadi korban pil setan itu, lalu dimana peran BNK Tuban, jika sudah dibentuk”, tambah Hendra.
Percuma jika kepolisian melakukan penangkapan para pelaku pengedar Narkoba, akan tetapi tidak pernah menindak para bandarnya. Mereka juga menuding, ada oknum polisi yang sengaja memback up para bandar barang haram tersebut.
Sementara, Teguh Prabowo Alias Go Cong Ping, menanggapi permintaan para pendemo ini, mengaku akan membawa aspirasi ke Ketua DPR untuk kemudian di bawa dalam persidangan, sebagai tindak lanjutnya, dua minggu kemudian, pendemo dipersilahkan menagih kembali di DPR. “akan saya koordinasikan dengan pimpinan, dan akan kita aspirasi ini ke Forum Muspida”, jawab Cong Ping. Sebelum kemudian mereka membubarkan diri dengan tertib.



Sabtu, 05 Oktober 2013

Perjuangan Melawan Narkoba Harus Terus Dilakukan




Opini, kabartuban.com - Meskipun bukan siapa-siapa, saya turut mengucapkan beribu terima kasih kepada semua orang di seluruh Indonesia dan dunia yang bersedia bersusah payah, berkeringat dan keluar biaya untuk melakukan unjuk rasa menentang dan mengutuk peredaran obat-obatan terlarang, atau sering kita sebut sebagai narkoba. Meskipun tidak bisa diandalkan di hadapan Tuhan, tetapi saya mendoakan semoga pengorbanan Anda semua diganjar Tuhan dengan tambahan rezeki melimpah, ketenteraman keluarga, kesejahteraan anak turun, serta terselesaikannya masalah-masalah apapun yang kini sedang Anda hadapi.
Tidak penting apakah muatan unjuk rasa Anda itu tepat atau tidak. Tidak masalah demonstrasinya ke mana dan sasarannya siapa. Juga tidak persoalan pemahaman Anda semua dan saya melenceng atau tepat atas apa yang sesungguhnya terjadi di Republik ini. Tapi yang jelas korban dari pil haram tersebut lebih banyak dan berbahaya dari korban banjir di Jakarta atau badai tsunami yang ada di Aceh. Yang penting, Anda dan saya sungguh-sungguh berniat membela adik-adik kita, remaja-remaja kita dari kezaliman para oknum dan bandar-bandar narkoba yang sudah merebak sedemikian parahnya. Terimakasih pula karena Anda selalu setia mempertahankan salah satu konsep islam yaitu “Rahmatan lil’alamin”. Dan itu efeknya bukan hanya akan sampai pada Indonesia, tapi insya Allah merupakan investasi bagi keselamatan keluarga kita dan kesejahteraan anak cucu kita kelak di akhirat.
Sering kali saya menemukan fenomena-fenomena miris yang berkaitan dengan kasus-kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang yang dialami oleh pelajar. Sebagian besar pelajar itu hanya menjadi korban dari maraknya penjualan obat-obatan terlarang yang kian merebak. Dari sekian banyaknya pelajar yang mengkonsumsi pil haram tersebut, tak jarang orang tua mereka menemui saya untuk mengajak berdiskusi mencari solusi terbaik. Dalam beberapa pertemuan dengan orang tua korban penyalahgunaan obat-obatan terlarang tersebut mampu menggerakkan nurani saya, sahabat-sahabat serta seluruh simpatisan baik dari kalangan profesional, pengusaha, politisi, pers, dan pelajar untuk menyatukan hati bersama-sama melakukan manuver-manuver gerakan, untuk memerangi bahaya narkoba khususnya pada kalangan pelajar.
Memang tak mudah dalam memperjuangkan nilai-nilai kebenaran di zaman seperti ini. Tapi disitulah substansi kehidupan yang seharusnya kita lakukan sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan. Karena pada prinsipnya, hidup itu membutuhkan pengorbanan. Pengorbanan memerlukan perjuangan, perjuangan memerlukan ketabahan, ketabahan memerlukan keyakinan, keyakinan akan menentukan kejayaan, dan kejayaan pula yang kelak akan menentukan kebahagiaan.
Menurut Lao Tze “Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah”, hal ini menandakan bahwa seberapapun berat perjuangan untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman narkoba memang harus kita mulai. Kapan lagi kalau bukan sekarang? siapa lagi kalau bukan kita yang memulainya?, yakinlah kelak akan terjawab mengapa perjuangan ini pahit.
Saya percaya, esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini, tetapi hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok. Sudah cukup banyak ratusan ibu menangisi perubahan psikologis putra-putri kesayangan mereka,  yang prestasinya menurun disebabkan ketergantungan pada narkoba. Mereka bingung karena anak yang dulunya penurut kini jadi labil dan suka mencuri uang ayah dan ibunya hanya untuk sekadar membeli obat-obatan yang membuatnya ketagihan. Bahkan pada situasi tertentu tak jarang sang anak berani membentak dan mengajak berkelahi orang tuanya karena kondisi yang sangat labil akibat pengaruh obat.
Dalam konteks kepedulian kita terhadap masalah ini, sebenarnya tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil. Banyak hal yang bisa kita lakukan, seperti halnya menekan Pemerintah supaya di setiap Kabupaten segera terbentuk Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK), yang notabene dengan adanya lembaga baru itu independensinya masih terjaga.
Selain itu berbagai langkah pendekatan persuasif kepada korban memang harus kita lakukan secara masif. Kita sebagai agen social of change harus senantiasa memberikan masukan-masukan yang konstruktif agar mereka bersedia untuk meninggalkan kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang mereka idamkan. Serta menanamkan dalam diri para korban untuk berhati-hati karena beberapa kesenangan biasanya adalah cara gembira menuju kegagalan.
Bergaul dengan para korban yang usianya masih dini memang bukan persoalan yang mudah. Kita harus mau dan mampu untuk berbicara dengan logika dan cara berpikir mereka. Saat dibutuhkan, kita harus bisa memompa semangat mereka dengan bahasa hati, karena sesuatu yang keluar dari hati akan mampu menembus hati pula. Para korban narkoba harus di doktrin bahwa sebenarnya dia tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila senantiasa bersikeras untuk mempertahankan cara-cara lama yang telah dilakukan. Dirinya  akan disebut baru, hanya bila cara-cara yang mereka lakukan kali ini baru.
Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa lalu yang dilupakan. Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, kerena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
Tak usah kau tunggu waktu lama-lama untuk merubah masa depanmu. Ketahuilah bahwa waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi waktu adalah keabadian. Tinggalkan narkoba demi masa depan Anda, keluarga, agama serta demi Indonesia. (Hendra Tonik)
 

Rabu, 02 Oktober 2013

PUSPRES TUBAN



“PUSPRES” Tuding Pemerintah Tak Serius Soal Narkoba
kabartuban.com –  Menyusul aksi turun jalan yang sudah kesekian kalinya namun tak direspom pemerintah, puluhan pelajar yang tergabung dalam Pusat Pelajar Respek Sosial (PUSPRES) Tuban, kembali luruki kantor pemerintah daerah kabupaten Tuban, Rabu (15/5/13) sore. Masih dengan isu yang lama dalam aksinya kemarin, aksi turun jalan yang dilakukan Puspres, adalah untuk mengingatkan pemerintah daerah agar serius dan berani dalam penuntasan narkoba.
Mereka start dari jalan Panglima sudirman. Dalam aksinya, sebelum mereka melakukan hearing, pelajar tersebut longmarch dengan membawa poster dan membagi-bagikan selebaran pada masyarakat, yang berisi seruan terhadap bahaya narkoba. Adapaun sasaran mereka adalah para pengguna jalan yang sedang melintas.Setelah sampai didepan pemkab Tuban, mereka melakukan orasi secara bergantian. Namun saat baru berada di depan kantor Pemkab Tuban, mereka tidak di perbolehkan untuk masuk kedalam Pemkab Tuban.
Setelah tak berhasil masuk Pemkab, mereka pun melanjutkan aksi teaterikal dengan terus berorasi hingga ahirnya 5 perwakilan dari mereka yakni Hendrik Estiono, Yanu Karmianto, Dewik Asih dan Puspa Taspin dengan dikawal ketat dari anggota kepolisian diizinkan masuk untuk menemui perwakilan dari Bupati yang dikabarkan keluar kota.
Dalam hearing pelajar tersebut ditemui oleh Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Tuban, Heri Sisworo, Kabag Humas, Sulistyadi, Kepala dinas kesehatan Tuban, Saiful Hadi, dan Kepala Pol PP, Heri Muharwanto, para pelajar tersebut menuntut agar pemerintah daerah serius terhadap persoalan narkoba yang ada di Tuban.
Menurut dalam Sri Rahayu , Koordinator Lapangan mengatakankan, jika aksi turun jalan itu, memang sengaja mereka lakukan untuk mengawal kinerja pemerintah yang kurang serius terhadap narkoba.“ ini adalah sebagai bentuk  keprihatinan kita pada para stakeholder di Tuban yang tidak serius terhadap persoalan narkoba yang terbilang masalah klasik ini, jelasnya.
Selain itu, ayu menjelaskan jika aksi ini digelar sebagai bentuk belasungkawa terhadap matinya hati nurani para pemimpin, sebab banyak diantara meraka yang masih mengantungkan hidup dari obat-obatan terlarang,” jelas ayu pangilan akrabnya.
Sementara itu Presiden PUSPRES, Hendrik Estiono Saat ditemui wartwan media ini mengatakan, aksi seperti ini akan terus dilakukan sebagai rasa kepedulian terhadap moral dan degradasi generasi muda dan sebagai langkah awal untuk terus memperjuangkan harapan-harapan mereka yang menjadi korban terhadap penyalahgunaan barang haram tersebut.
Lanjutnya, tapi ironisnya para stakeholder dan para pemimpin-pemimpin kami ini tidak ingin mengetahui tentang dampak besar yang bisa mengubah nasib bangsa ini nantinya.
Ia menambahakan, kami sebagai organisasi pelajar, PUSPRES Tuban tidak akan pernah berhenti untuk menyampaikan sikap perlawanan terhadap persoalan yang klasik dan berlarut-larut ini, yang kami lihat sejauh ini upaya yang dilakukan para stakeholder terkesan hanya di lisan.
“ kami berharap kepada Bupati, Ketua DPRD, KAPOLRES, dan para stakeholder lainnya agar mau serius dan fokus terhadap pemasalahan ini”. (rud)

Selasa, 01 Oktober 2013

AKSI PUSPRES TUBAN



Puspres, Bentuk BNNK Atau HudaNoor Mundur
kabartuban.com – Merasa aksinya selama ini tidak digubris oleh Pemkab Tuban, 30 kader Pusat Pelajar Respek Sosial (PUSPRES) Tuban kali ini membuat acara doa bersama di Monumen Kepet, Sabtu (20/4/2013). Dalam aksi spontannya kali ini, mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya serta membacakan sebuah puisi untuk mengenang para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan tanah air tercinta.
Tak hanya itu, mereka melanjutkan aksinya dengan berdoa bersama. Dalam doanya puluhan pelajar ini berharap supaya Tuhan memberikan kesadaran kepada Bupati dan Wakil Bupati Tuban, HudaNoor tentang bahaya penyalahgunaan obat-obatan terlarang yang kian meningkat.
Saat dikonfirmasi oleh kabartuban.com, Koordinator Lapangan, Diah Safitri mengatakan bahwa aksi yang dilakukan sekitar pukul 15.00 WIB hingga 16.00 WIB ini bertujuan untuk memberikan kritik yang konstruktif kepada Pemkab Tuban selaku pengambil kebijakan yang strategis dalam pembentukan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK).
Diah menceritakan bahwa pada aksi sebelumnya, mereka telah ditemui Wakil Bupati Tuban Noor Nahar, dan Wabup telah berjanji akan segera menindaklanjuti tuntutan mereka. Namun hingga saat ini, menurut sekelompok pelajar tersebut, Wabup telah obral janji dan omong kosong belaka.
“Cuma janji aja, buktinya nggak ada. Kalau nggak mau peduli dengan bahaya Narkoba dan nggak mau bentuk BNNK, lebih baik HudaNoor mundur aja dari jabatannya. Percuma membangun banyak gedung, tapi generasi mudanya dibiarkan hancur,” tegas Diah bersama beberapa kawannya, yang bicara lantang secara bersamaan.
“ Kami tak akan pernah berhenti mendesak Pemerintah untuk senantiasa secepat mungkin melakukan koordinasi dengan jajaran aparat penegak hukum agar BNNK segera hadir di Bumi Ronggolawe,” ungkap pelajar asal Bektiharjo tersebut.
Lebih lanjut Diah menambahkan, “Apabila setelah ini masih tidak ada respon dari pemerintah, maka dia bersama rekan-rekannya akan mengumpulkan massa yang lebih banyak lagi agar Bapak Bupati segera turun tangan, jika tidak ingin di cap gagal dalam menjalankan roda pemerintahannya. Karena bagaimanapun juga, masalah narkoba akan menghancurkan generasi muda di Bumi Ronggolawe.”
“ Ini semua demi masa depan anak bangsa. Banyak orang tua yang resah dengan maraknya peredaran obat-obatan terlarang tersebut. Jika Bupati atau Wakil Bupati tidak segera mengambil langkah strategis, saya khawatir akan banyak pihak yang menuntut mundur dari jabatannya, karena tidak menghiraukan suara-suara kami yang selama ini telah  disampaikan baik melalui media, dalam beberapa aksi, maupun datang langsung ke kantor Bupati, “ paparnya.
Setelah usai melakukan aksinya, puluhan pelajar langsung membubarkan diri. Aksi spontanitas yang hanya beberapa waktu tersebut tidak mengganggu pihak manapun, karena dilakukan secara tertib, di luar ruang dan fasilitas publik, dan bukan merupakan demonstrasi. (rud/im)